Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,
ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Dimana ada pihak yang
bertindak sebagai sumber, dan dari sumber itu akan menyampaikan
informasi kepada penerima informasi. Kemudian dari penerima informasi
akan menanggapi informasi tersebut (feedback). Lalu bagaimana dengan
pola komunikasi keluarga?
Penerapan pola komunikasi keluarga sebagai bentuk interaksi antara
orang tua dengan anak maupun antar anggota keluarga memiliki implikasi
terhadap proses perkembangan emosi anak ataupun anggota keluarga itu
sendiri. Dalam proses komunikasi tersebut, setiap anggota keluarga akan
belajar mengenal dirinya serta memahami perasaannya sendiri maupun
perasaan orang lain.
Pola komunikasi keluarga terdiri dari tiga pola, yaitu : pola
otoriter, permisif, dan otoritatif atau demokratis. Ketiga pola ini
sering diterapkan secara situasional. Artinya pada saat-saat tertentu,
salah satu pola komunikasi bisa lebih dominan daripada pola komunikasi
yang lain. Dalam hal ini, proses komunikasi senantiasa bergantung pada
konteks ruang dan waktu. Ketika anak berusia dini, pola komunikasi
otoriter dipandang lebih efektif diterapkan dengan tujuan menanamkan
nilai-nilai moral pada anak. Selanjutnya, pola komunikasi demokratis
menjadi tuntutan untuk diterapkan dengan tujuan menanamkan nilai-nilai
moral pada anak. Selanjutnya, pola komunikasi demokratis menjadi
tuntutan untuk diterapkan dalam keluarga seiring dengan bertambahnya
usia anak dengan tujuan melatih kemandirian, keberanian berpendapat,
mengasah kemampuan menyelesaikan permasalahan antarpribadi, keberanian
mengungkapkan perasaan, dan tanggung jawab.
Nah apakah setiap keluarga memiliki pola komunikasi keluarga yang
sama? tentu saja tidak karena ada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor yang mempengaruhi pola komunikasi keluarga yaitu faktor sosial
ekonomi keluarga yang terdiri atas :
Faktor tingkat pendidikan orang tua,
Lingkungan tempat tinggal,
Serta keyakinan dan budaya yang dianut.
Pola komunikasi keluarga tentu mempunyai pola tersendiri dan yang terpenting adalah meminimalir terjadinya Misscommunication yang dapat menimbulkan pertengkaran atau kesalahpahaman.